Menulislah Dengan Hati Yang Lepas, Karena Hati Sumber Inspirasi
Resume
Ke- 9
Hari, tanggal : Jumat, 30 Juli 2021
Judul : Mengatasi Writer’ s Block
Narasunber : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr
Moderator : Maesaroh
Menulislah dengan hati
yang lepas, karena hati sumber inspirasi
Pertemuan kelas belajar
menulis malam hari ini, Jumat, 30 Juli 2021, diawali dengan pepatah indah oleh
sang moderator yang piawai sekaligus sang Blogger Millenial, bunda Maesaroh, ‘”
Tak Kenal maka tak sayang”, sekaligus memperkenalkan pemateri yang akan
membawakan materi kali ini. Berulang kali perasaan kagum saya ungkapkan kepada
kelas belajar menulis yang tengah saya ikuti ini. Bagaimana tidak, selama
mengikuti kelas belajar menulis ini, saya dibuat penasaran dengan kehadiran
para pemateri yang begitu cerdas, brillian, bahakan memukau dengan kemampuan
masing- masing.
Ketika akan memulai memberikan materi, bunda Ditta mengajak peserta untuk melakukan simulasi dengan memberikan tantangan menulis berdasarkan gambar. Ia memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis minimal 3 paragraf dengan waktu 15 menit. Dan gambar yang diberikan adalah wayang kulit. Ada peserta yang dengan serta merta dapat menulis dengan cepat dan menarik. Menurutnya tantangan ini pernah diberi juga oleh sang guru Omjay kepada peserta sebelumnya. Dalam tantangan ini para peserta diminta untuk menyelesaikan tulisan berdasarkan gambar dan langsung dikirim ke group, dengan time keepernya mbak Maesaroh. Setelah beberapa waktu, semua tulisan telah dikirim dan Mbak Ditta memberikan apresiasi yang tinggi kepada peserta yang dapat menyelesaikan tulisannya. Iapun bertanya, apakah ada yang merasa tak puny aide untuk menulis? Atau telah menulis tapi tak memiliki kosa kata lagi? Menurutnya kalau iya, maka kemungkinan kita sedang diserang writer’s block.
Contoh seperti tantangan
yang diberikan pada awal pembelajaran. Bagi penikmat seni wayang atau sejarah
mungkin tidak akan sulit saat menulis, namun bagi orang- orang yang tak pernah
melihat pertunjukkan wayang atau tahu tentang tokoh- tokoh dalam wayang tntu
akan merasa ‘ kekurangan inspirasi’ dalam menulis tentang wayang. Itu berarti
bahwa kita diserang WB. Tetapi jika kemudian memiliki komitmen dan mencari
bahan bacaan tambahan, maka WB yang dialami akan segera lenyap.Atau seperti
yang ditunjukkan oleh para peserta belajar menulis, yang punya kreasi, yang
penting ada wayangnya. It’s great really, menurutnya. Karena itu sudah
membuktikan bahwa kita sudah bisa menghancurkan tembok penghalang untuk dapat
menulis. Tak hanya topic baru namun juga metode baru dalam menulis pun akan membuat kita terserang
WB. Contohnya, apabla kita sering menulis karya ilmiah, kemudian diminta untuk
menulis tentang puisi tentu keduanya berbeda dalam metode penulisan . Pada
kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik
untuk meminimalisir dampak WB.
Maka, pada saat merasa
penat, beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal- hal
yang menyenangkan agar dapat menyegarkan kembali hati dan pikiran kita sehingga
bisa mendapat inspirasi baru.
Last but not least…
Terlalu perfeksionis
pun bisa menjadi penyebab kita diserang WB. Karena ada pepatah yang mengatakan
perfectionism kills creativity, artinya, perfeksionis dapat mematikan
kreativitas. Orang yang perfeksionis akan selalu berpikir, apakah kalimatnya
sudah tepat? Atau apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? Dan
seterusnya. Atau ketika sseorang pernah populer dengan tulisannya. Misalnya,
postingan di blog yang banyak diminati hingga ratusan bahkan ribuan.
Menerbitkan buku hingga best seller. Menurut pemateri, ini juga bisa membuat
penulis terjebak dalam lingkup perfeksionis. Tulisan yang booming pada awalnya,
harus booming juga sekarang. Harus laku dan harus banyak yang baca juga.
Kekhawatiran seperti ini justru membuat WB nempel lebih lama pada kita. Maka
ketika hal ini terjadi pada kita, yang harus kita lakukan adalah “ Ingatlah
kembali alasan awal kita menuls. Tujuan kita menulis. Masa- masa saat kita
merintis menjadi seorang penulis.”
Demikian pesan bu
Ditta, sebelum menutup materinya pada malam hari ini. Semoga kita menjadi
penulis yang tak sempurna namun baik. Terima kasih bunda Ditta atas materi yang
begitu berarti bagi kami peserta kelas belajar menulis. Terima kasih juga buat
Omjay dan tim yang telah memberikan kesempatan emas ini. Salam Literasi.
Panite, Juli 2021
Terima kasih kembali Omma karena telah membuat resume dengan baik. Salam kenal.
BalasHapusSalam kenal juga Mbak Ditta yg cantik.
HapusOmma ... resumenya lengkap sekali, hebatt...
BalasHapusResume lengkap dan menulis dengan hati👍
BalasHapusTerima kasih bunda Dwi.
HapusRunut...manteb omma
BalasHapus