Kiat Menulis Cerita Fiksi

 

Resume ke 13 Gelombang 20

Hari, tanggal     : Senin, 9 Agustus 2021

Narasumber     : Sudomo, S.Pt

Moderator        : Aam Nurhasanah

Judul                  : Kiat Menulis Cerita Fiksi

    Dalam kesedihan kutuangkan cerita ini. Kesedihan karena kepergian orang- orang yang kukasihi. Kepergian mereka hanya dalam hitungan jam. Dukaku tak dapat kuungkapkan. Untuk mengobati rasa rinduku, aku ada dalam kelas belajar menulis malam hari ini. Dan materi yang akan disampaikan adalah Kiat Menulis Cerita Fiksi, yang akan dibawakan oleh seorang penulis terkenal dan merupakan jebolan gelombang 16 yang telah sukses menulis buku resume dengan gaya cerpen atau gaya fiksi.  Semoga dari pembelajaran ini, banyak hal bisa diungkapkan melalui cerita yang dapat dibaca oleh orang lain.

    Diawali dengan sapaan oleh moderator yang cantik, bunda Aam memperkenalkan pemateri pada malam hari ini, yang menyebutnya dengan kata “ besan “, karena mereka memiliki anak yang seumuran. Sebelum memulai  perkenalan ini, moderator menampilkan satu link yang merupakan blog hasil beliau. Untuk memperlancar pembelajaran ini, bunda Aam menyapa sang pemateri dengan sebutan  besan Momo.

    Sang pemateri, bapak Sudomo, S.Pt, merupakan sorang guru yang saat ini mengajar di SMP Negeri Lingsar Lombok Barat. Ia seorang pencinta forula fisika, gejala alam semesta, dan rangkaian kata. Karena beliau adalah seorang  peternakan yang mengajar IPA, tetapi juga mencintai dunia menulis fiksi. Ia mendapatkan kehormatan dari Omjay untuk menjadi narasumber pada gelombang 19 dan 20, yang juga sebelumnya ada dalam gelombang 18.

    Pada awal materinya, pak Sudomo, bercerita tentang perjalanan menulisnya selama ini, terutama menulis cerita fiksi.


Beliau meminta para peserta belajar menulis dapat mendownload dan membaca kisahnya. Perjalanan yang panjang yang akhirnya mengantarkannya ke dalam dunia menulis fiksi pada saat mengikuti kelas menulis Omjay gelombang 16.



    Ia menceritakan bahwa ketika itu, saat membuat tugas resume kelas menulis, ia mencoba berbeda dari yang lain, yaitu dengan teknik fiksi. Dan ternyata baginya menulis resume dalam bentuk fiksi ternyata seru.Buku tersebut pada akhirnya bisa terbit untuk memenuhi syarat tugas membuat resume kelas menulis Omjay. Karya- karya fiksinya baik yang solo maupun antologi di penerbit indie maupun mayor dapat diperoleh peserta melalui tautan linktr.ee/sudomo.

    Berikut materi yang dibagikan kepada peserta kelas menulis tentang Kiat Menulis Cerita Fiksi. Dari materi tersebut, pemateri menyampaikan bahwa ia akan mengupas beberapa materi saja karena pada dasarnya materi lain sudah sangat sering dibaca dan bahkan dipahami.

    Pertama, yaitu mengapa kita harus menulis fiksi? Hal ini sangat penting karena menjadi dasar bagi kita untuk belajar menulis fiksi. Alasan utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum( AKM) adalah Teks Literasi Fiksi. Artinya saat ini kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi. Tujuannya agar mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita.

    Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam pengembangan profesi kita sebagai guru.Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks, dan kumpulam cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.

    Kedua, menurut bapak Sudomo, syarat menulis fiksi, yaitu, komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.

    Ketiga, bentuk- bentuk cerita fiksi, yaitu, fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novella, dan novel. Perbedaan terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu juga ada batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.

    Keempat, unsur- unsur pembentuk cerita fiksi, yakni, tema, premis, alur/ plot, penokohan, latar/ setting, dan sudut pandang. Dari sekian unsur ada premis yang bagi pak Sudomo mungkin baru bagi peserta kelas menulis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat, terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/ halangan, dan resolusi.  Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi. Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:

Karakter : anak

Tujuan tokoh : kedamaian bumi

Rintangan: melawan penyihir jahat

Resolusi : belajar sihir

Kelima, kiat menulis fiksi.

  • Niat, berhubungan dengan motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan;
  • Baca karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi
  • Ide dan genre , terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai
  • Outline, terkait kerangka tulisan berdasarkan unsur- unsur pembentuk cerita fiksi

-          Menulis, terkait membuka cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don’ t tell, dan ending yang baik.

-       Swasunting, dilakukan setelah selesai menulis, jangan menyunting sambil menulis, focus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI.

    Selanjutnya ketika pada sesi tanya jawab, pemateri menjawab pertanyaan dari peserta, ada insiden yang menyebabkan sesi ini harus dibatasi, karena putri  dari bunda Aam, Adel,  mengalami insiden yaitu copotnya 2 gigi bawah sampai uring- uringan. Namun, bunda Aam mempersilahkan peserta untuk bertanya melalui blog.

    Pada akhirnya, sang moderator memberi kesempatan kepada sang pemateri, bapak Sudomo, untuk menyampaikan closing statements. Dalam closing statementsnya, ia mengucapkan terima kasih kepada peserta dalam kebersamaan pada malam hari ini, dan memohon maaf untuk kekurangan dalam penyampaian. Beliau memberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan melalui blog sekaligus dibolehkan untuk japri terkait menulis fiksi. Sebagai tantangan bapak Sudomo mempersilakan bapak/ ibu peserta untuk membuat resume semenarik mungkin  dan resume terbaik pada pertemuan ini berhak mendapatkan buku karya beliau ( bebas memilih judul  di lnktr.ee/ sudomo).

    Sebagai akhir kata, beliau berpesan, “ Menulislah selagi sempat, jika tidak juga sempat, maka sempatkanlah.” Belajar terus, seterusnya pembelajar”. Semoga bermanfaat, salam Literasi dan terima kasih, demikian kata pemateri, bapak Sudomo.

    Sebagai penutup pertemuan pada malam hari ini, bunda Aam menyampaikan bahwa materi malam ini, membuka mata dan telinga, yaitu ternyata menulis resume bisa gaya fiksi atau cerpen. Setiap peserta boleh memilih gaya atau passion terbaiknya. Seperti Miss Phia yang selalu menggunakan bahasa Inggris dalam setiap resumenya yang tentunya memiliki aura berbeda. Pesan sang moderator, “ Temukan passion menulismu, lalu terbitkan bukumu”. Ia  pun mohon izin pamit, sekaligus mohon maaf jika ada salah kata maupun bahasa. Tak lupa ia menyampaikan salam blogger inspiratif.                                                                                                                                                                    

Panite, Agustus 2021

Komentar

  1. Resume yang apik dan lengkap. 🥰

    BalasHapus
  2. Kl diceritakan ttg kesedihan ibu dalam narasi fiksi bisa jadi novel bagus tuh. Semangat terus Bu. Jadilah penulis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Mana Ide Menulis Datang

Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan

Menulislah Dengan Hati Yang Lepas, Karena Hati Sumber Inspirasi